Total Pageviews

Google Translate
Arabic Korean Japanese Chinese Simplified Russian Portuguese
English French German Spain Italian Dutch

22 October 2009

ISU SMS GEMPA


SMS MERESAHKAN
BMKG Minta Masyarakat
Tidak Percayai Isu Gempa


kamis, 22 Oktober 2009
JAKARTA (Suara Karya) : Isu gempa melalui pesan singkat SMS (short massege service), cukup meresahkan masyarakat. Isi pesan itu menyebutkan, masyarakat Jakarta harus waspada karena gempa berkekuatan 8 sampai 8,5 skala richter mengguncang Jakarta, Sabtu (24/10). Namun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) minta masyarakat tidak mempercayai isu tersebut.

Isu itu sendiri berbunyi:

Informasi dari BMKG memperkirakan akan terjadi gempa pada 24 Oktober 2009. Akan ada lempengan yang bergeser ke arah Jakarta dan kemungkinan menyebabkan gempa dengan kekuatan 8 hingga 8,5 SR. Masyarakat diimbau untuk tidak berada di gedung-gedung bertingkat. Bagi yang tidak percaya bisa searching di Google, jalur cincin gempa paling banyak di Pulau Jawa. Beritahukan informasi ini kepada saudara atau teman terdekat Anda. Untuk pengguna BlackBerry, aktifkan software pendeteksi gempa untuk mengetahui gempa lebih dini.
Selain SMS, isu gempa juga beredar di internet, e-mail, dan situs jaringan sosial Facebook. Masyarakat makin cemas mengingat dalam informasi yang beredar mencatut nama BMKG, instansi yang berwenang mengeluarkan pengumuman mengenai peristiwa alam seperti gempa.
Menanggapi hal ini, BMKG pun segera mengeluarkan pernyataan bantahan. BMKG minta masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik. BMKG tidak pernah mengeluarkan informasi tentang gempa pada 24 Oktober 2009. Lebih lanjut, BMKG juga meminta masyarakat agar tidak membuat informasi makin luas, yakni dengan tidak menyebarkan atau mem-forward SMS tersebut ke lain.
"Ini hanya isu. Tidak ada lempengan gempa yang menyinggung Kota Jakarta. Mereka (penyebar isu) pasti tidak tahu apa-apa tentang tektonik," demikian pernyataan bantahan BMKG. BMKG sudah beberapa kali menepis isu seperti itu dan menyebutkan, tidak ada peralatan yang mampu memprakirakan bakal terjadinya gempa serta kekuatannya.
"Hal itu tidak benar," kata Kepala Sub-Bidang (Kasub Bid) Informasi Meteorologi dan Publik BMKG Pusat, Kukuh Ribudiyanto, ketika dihubungi Suara Karya, di Jakarta, beberapa hari lalu.
Menurutnya, sejauh ini belum ada alat yang bisa memprediksi kekuatan gempa. "Besaran kekuatan gempa tidak bisa diprediksi," ujarnya. Dikatakan lebih lanjut, negara maju seperti Jepang pun yang kerap dilanda gempa belum bisa mengira kekuatan gempa yang belum terjadi.
Begitu terjadi gempa, ujarnya, baru bisa diprediksi akankah gempa itu menimbulkan gelombang tsunami atau tidak. Kalau toh orang memperkirakan kekuatan gempa, kata dia menambahkan, itu pun karena perkiraan berdasarkan siklus terjadinya gempa. "Jadi, orang mengira-ngira, cenderung bakal terjadi gempa besar karena putaran tahun kejadiannya. Itu pun belum tentu benar," ujarnya.
Di tempat terpisah, pakar gempa dari Universitas Indonesia, Abdul Haris, menyatakan, kabar tersebut tidak benar adanya. "Kabar-kabar tersebut tidak berdasar dan hanya ingin membuat panik masyarakat. Tak perlu ditanggapi dengan serius. Sampai saat ini belum ada teknologi yang bisa mendeteksi waktu gempa, lengkap dengan tanggal dan besarnya kekuatan gempa yang diperkirakan terjadi," kata Haris. Menurutnya, kemungkinan gempa bisa terjadi setiap saat. Pasalnya, setiap waktu bumi mengalami pergeseran. Itu sebabnya, setiap hari para peneliti dan ahli gempa mengadakan pemantauan. "Kami melakukan pemantauan setiap hari, setiap saat terjadi pergeseran, namun kekuatannya kecil di bawah 5 SR sehingga tidak terasa oleh kita," katanya menjelaskan.
Terkait hal itu, pihak Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) juga menyatakan, Kota Jakarta tidak mempunyai potensi pusat (episentrum) gempa.
"Jakarta dalam sejarah kegempaan Jawa tidak mempunyai episentrum gempa. Tetapi, Jakarta terpengaruh oleh gempa yang terjadi di Jawa, seperti gempa Pengandaran," kata Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian LIPI, Dr Ir Hery Harjono, dalam jumpa pers di Kantor LIPI, Jakarta, belum lama ini.
Hery mengatakan, Jakarta tidak mempunyai potensi pusat gempa karena posisi Kota Jakarta tidak berada pada suatu patahan lempeng bumi.
Meski tidak berpotensi pada pusat gempa, Jakarta akan terpengaruh oleh gempa di Jawa, sehingga konstruksi infrastruktur dan bangunan juga harus mengikuti aturan tahan gempa. "Tetapi, karena Jakarta banyak terdapat gedung-gedung tinggi, harus dipersiapkan kesiapsiagaan dan antisipasi bencana gempa," katanya. (Sadono)




0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Bagi teman-teman yang ingin memasang link webnya di blog ini silahkan isi form berikut

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Grants For Single Moms